London-Escape : Saved By A Family (Part 1)

Hai y'all! 
Ternyata butuh waktu yang tidak sebentar untuk mencari waktu yang tepat untuk menuliskan goresan-goresan pengalaman gw selama di London. Thanks to my goldfish memory, sebenernya gw juga bukan pengingat yang baik (sometimes). But most of the time, I remember the bigger picture. 

Begitu masuk ke bandara gw semakin deg-degan karena ini akan jadi penerbangan terlama pertama gw. 13 hours of non-stop flight! Gw udah post suasana didalam pesawat menuju London disini, jadi kita skip bagian itu ya. Gw cerita yang lain.

Begitu hampir landing di Heathrow Airport, gw ga bisa berhenti untuk menatap kebawah lewat jendela untuk melihat the holy UK land itu. Sampe gw ga sadar kalo gw senyum-senyum sendiri.  Padahal yang gw lihat cuma taman-taman hijau dan perumahan, mungkin karena itu area London pinggiran kali ya, wkwkwk. There's a part of me yang merasa bangga bisa melakukan perjalanan jauh untuk pertama kalinya. Dan sendirian. Dan perasaan gw pun campur aduk banget waktu itu, bahagia bukan main, terharu, tapi juga cemas dan deg-degan. Cemas karena gw takut kalo-kalo ada yang tiba-tiba confront (or worse, attack) gw karena gw Muslim dan berhijab (baca: Islamophobe). Jadi gw harus selalu stay alert and aware sama situasi sekeliling.

Dan cemas karena gw bakalan jadi 'anak hilang' di London.

Luckily, gw udah dapet tempat nginap untuk semalam pertama berkat Couchsurfing. Seminggu sebelum berangkat ada cewek yang akhirnya terima request gw buat nginap di rumah doi dan satu hal yang gw ga pertimbangkan sebelumnya: dia tinggal di East London. Dan itu zona 3/4. Dan gw have no idea betapa jauhnya itu dari bandara ke rumahnya. Tapi, sepanjang jalan gw yakinkan diri kalau ini adalah pure adventure!

Keluar dari pesawat dengan perasaan gegap gempita gw telusuri bandara Heathrow dan mencari jalur menuju imigrasi. Sebelum ke imigrasi gw sempetin mampir ke toilet dulu. Dan gw kaget dengan apa yang gw lihat. Semua toilet pakai closet duduk, as usual, tapi didalam nya ada tissue  bekas yang dibuang ke dalam dan itu, ga, di, flush, sama sekali. Oke, gw coba stay happy secara itu adalah pee pertama gw di Inggris. Gw keluarin tissue basah gw dan segera menyelesaikan 'bisnis' gw dan langsung keluar menuju imigrasi lagi.

Ga susah cari jalur menuju imigrasinya, gw cukup ikutin aja orang-orang yang satu pesawat dengan gw (following the crowd, yeah). Dan langsung ambil posisi antri sesuai asal passport gw, karena disana jalur antri imigrasi dibedakan sesuai passport kita whether from UK, EU, e-passport and others. Begitu antrian gw udah hampir setengahnya habis, gw baru sadar kalau orang-orang pada pegang kartu hitam yang udah ditulis sesuatu. Dan cuma gw yang ga. Gw tanya ke mba-mba disebelah gw, dan ternyata itu kartu untuk passport control dan kalian harus isi kartu ini dengan biodata sesuai passport kalian dan kemudian silahkan mengantri. Jadi bisa ditebak kan ya, walaupun gw udah berada di tengah-tengah antrian dan tinggal menunggu beberapa orang lagi, gw harus out of the queue and get that bloody card. Tapi gapapa, meskipun sedikit KZL seketika gw mendengar bisikan "Fathyah, this is your adventure".

Trus gw udah balik ke antrian lagi dan pas giliran gw, gw kasih passport gw dan kartu hitam tadi. Trus bule-nya ketik-ketik komputer gitu, lihatin foto passport gw sambil lihatin muka gw (yang udah pasang senyum manis berharap doi bakal kesengsem) dan nanya "Why are you coming to the UK?" trus gw jawab "Um for traveling". Trus doi lanjut stempel-stempel dan kasih passport gw lagi dan bilang "Have a good day!". Ini yang bikin gw sedikit happy karena orang sono selalu ga lupa untuk wishing a good day. Dan gw refleks aja bales "Thanks you too" meskipun doi masih belum kesengsem. KZL.

Moving on gw langsung turun dengan niat awal adalah mencari simcard lokal. Tapi ternyata didalam bandara ga ada konter kaya di Palmerah, adanya vending machine dan gw inisiatif aja beli simcard seharga £20. Dan sampai keesokan harinya gw masih ga bisa pake simcard itu di hp gw karena ternyata itu bukan buat mobile. Jadi gw lost £20. Gapapah... Itung-itung sedekah buat Inggris.

Akhirnya gw pake wifi bandara yang (not surprisingly) super kencang dan gw install aplikasi Citymapper yang SUPER BERGUNA DAN BERMANFAAT buat penunjuk jalan dan pilihan transportasi gw selama di London. Kalian bisa lihat penampakannya begini:

Sumber: //www.londonist.com


Jadi kita tinggal input asal dan tujuan kita trus Citymapper akan kasih rekomendasi beberapa pilihan transportasi dengan waktu tempuh, jam keberangkatan, moda (train/bus/walk), dan harga setiap rute. Dan jujur Citymapper lah yang bikin gw berani kesana kemari selama di London karena gw ga perlu takut kehilangan arah dan menjadi butiran debu. Tapi kalian perlu pastiin juga kadang jarak tempuh kalian cuma 2 atau 3 km dan itu cukup jalan 15 menit aja udah nyampe. So kalian ga perlu keluar uang buat bayar underground.

Setelah gw install dan gw pelajari sebentar cara pake Citymapper gw langsung input tujuan gw yaitu East Ham yang berada di East London zona 3/4 (dan itu jauh guys). Gw lupa detil perjalanan gw gimana, yang pasti dari Heathrow gw langsung cari underground/tube-nya yang menuju East Ham Underground Station.

Sumber: Google Images


Gw sempet transit 3 kali kalo ga salah. Trus dari East Ham station gw langsung keluar belok kiri dan cari konter. Yup, I still need to find that simcard guys. Jadi gw udah tanya-tanya ke beberapa orang selama didalam tube dan ada yang kasih tau gw kalau di East Ham banyak kok yang jual simcard. Begitu gw keluar stasiun ternyata didepan stasiun itu isinya ruko-ruko semua. Dan didominasi oleh Pakistani dan Indian. Dan banyak Halal Restaurant juga disitu. Jujur gw deg-degan banget sebenernya begitu keluar stasiun. Ya kaya gw bilang sebelumnya...Islamophobia thing itu. Tapi gw berdoa aja dalam hati supaya Allah selalu melindungi gw. Gadis Minang yang terdampar di London ini.

Sumber: Google Images



Gw sempet dikira orang Malaysia sama tukang konternya. Haha. Ya emang sih banyak yang bilang muke gw agak melayu gitu. Namanya juga Padang. Hahaha. Trus selesai beli simcard gw lanjut cari halte naik THE RED BUS ke rumah yang gw tuju. Dari halte bus terakhir ternyata gw harus jalan 100 meter ke rumahnya dan kalian bisa bayangkan gimana bingungnya gw nyari nomor rumahnya sambil geret-geret koper gw di kompleks perumahan di London Timur yang sepi dan dingin.

Sumber: Google Images


Kenapa gw kesitu? Karena disitulah tempat gw menginap untuk malam pertama gw selama di London. Masih inget kan kalau semalam pertama gw nginep di rumah seorang Couchsurfing user? Jadi namanya Mehlika. Yup, ternyata doi udah berkeluarga. Dan ini adalah saatnya gw memperkenalkan mereka ke kalian, karena mereka orang yang baik banget dan open minded dan moodbooster untuk hari pertama gw di London.

 **to be continued**

No comments:

Powered by Blogger.